Monday, January 23, 2012

SABU DAN EFEKNYA


Efek sabu tak seremeh yang dibayangkannya. Andai saja ia menyadarinya sebelum mayat-mayat tak berdosa bergelimpangan. Teguran yg sgt keras. Terbukti juga sabu sudah bukan jadi urusan pribadi. Sok egois tanpa disadari bahwa ia tetap hidup di dunia nyata penuh manusia lain, bukan dunia fantasi semunya. Sabu murni berbentuk kristal putih. Ia golongan obat stimulan jenis metamphetamine, satu derivat dengan amphetamine yang ada dalam ekstasi. Efek yang diinginkan dari sabu adalah perasaan euforia sampai ectasy (senang yang sangat berlebih). Meningkatkan kepercayaan diri, harga diri dan libido. Salah satu yg mungkin menarik untuk memakai sabu dibanding heroin atau ganja adalah ia dapat membuat dirinya terjaga tanpa penurunan kesadaran. Sabu membuat gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi dan agresif. Kelebihan pemakaian membuatnya mudah tersinggung, berani mengambil risiko. Sabu menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah berlebihan. Peningkatan sistolik dan diastolik, denyut jantung cukup kencang. Dapat menimbulkan efek kejang sampai perdarahan otak. Sering ditemui efek peningkatan suhu tubuh sangat tinggi dan akhirnya membuat kejang juga. Beberapa gejala putus  sabu seperti perasaan lelah berlebih, kecemasan luar biasa, tidak merasa percaya diri, ide paranoid sampai gejala psikosis. Sabu menyebabkan peningkatan secara drastis hormon dopamine, serotonin dan noradrenalin dalam otak dan saraf. Senyawa methamphetamine sendirr sebenarnya sudah lama digunakan dokter untuk mengobati pasien kelainan tidur dan attention deficit hyperactive disorder. Sabu bisa membuat pemakainya "on" lebih lama (9-15 jam) dibandingkan dengan cocaine yang hanya sekitar 15-20 menit, dengan harga lebih murah. Sabu merupakan jenis narkoba pembunuh no. 2 di Indonesia di bawah putaw. Tanpa membunuhpun sabu akan meninggalkan cacat puluhan tahun pada pecandu.
Bagaimana sabu mempengaruhi seseorang? Ada 7 tahap reaksi sebagai berikut:
1. Rush      : reaksi pertama saat hisap sabu, detak jantung yang cepat dan melonjaknya metabolisme, tekanan darah dan denyut nadi. Dampak selama 30 menit
2. High          :  mereka merasa lebih cerdik, senang berdebat, sering memotong kalimat orang dan selesaikan kalimat mereka. Dampak khayalan sering terjadi selama 4-16 jam
3. Binge           : penggunaan tak terkendali. Karena dorongan untuk selalu high. Bisa selama 3-15 hari. Penyalahguna menjadi hiperaktif secara mental  dan fisik
4. Tweaking   : akhir dari binge, saat zat tak bisa lagi membuat rush, high. Perasaan sedih, kosong, sangat butuh. Tak bisa tidur beberapa hari. Terjadi halusinasi
5. Crash        : bagi penyalahguna tingkat binge, crash terjadi saat tubuh pingsan. Ia tidak lagi mengatasi efek apapun, sehingga tidur lama. Crash bias selama 1-3 hari
6. Hangover  : setelah crash, pengguna kembali dalam kondisi memburuk, kelaparan, dehidrasi, sangat lelah secara fisik, mental, perasaan. Bisa selama 2-14 hari. Keadaan hangover menguatkan perilaku adiksi/kecanduan  sabu karena merasa menggunakan sabu dpt atasi permasalahan
7. Gejala putus obat : sering terjadi selama 30-90 hari sesudah penggunaan terakhir. Ada rasa rindu dengan sabu. Kadang membuat depresif, kehilangan tenaga dan rasa senang.
Efek jangka panjang juga sangat merusak baik sisi fisik maupun psikologis. Cara paling tepat biar tidak terjerat sabu ya, jangan pernah tergoda rayuan siapapun untuk mencobanya. Even hanya sekali. U never know after that. Jika yang sudah terjerat sabu, jika belum bisa lepas, jangan sungkan cari pusat rehabilitasi, dokter. Terapi farmakologis, komunitas, hypno, NLP, akupuntur bisa membantu. Ingin punya efek positif sabu tanpa nyabu?,  bersyukur tiap saat, berbagi senyum dengan ikhlas, sedekah, dekat denganNya, bahagia tanpa syarat.
Sumber: @dr_irzan (dr. Irzan Nurman)